Reporter: Nanda N.T
Baubau | Gerbang |ndonesia – Pemerintah Baubau Mengaku masih banyak menerima keluhan dari warga soal pelayanan air bersih belum maksimal.
Wakil Walikota Baubau, Laode Ahmad Monianse sangat kesal dengan kinerja dirut PDAM Baubau, Jemi Hersandi. Pasalnya Pasalnya, pengangkatan pimpinan perusahaan plat merah itu menggunakan biaya besar. Harusnya kinerjanya bisa lebih baik, bukan sebaliknya.
Kalau saya Keliling kemana-mana selalu masyarakat pertanyaan tentang persoalan air bersih. Dia sangat kesal karena pak Jemi Hersandi yang sudah diangkat sebagai direktur PDAM biayanya sangat besar sehingga kerjanya juga harus lebih baik untuk daerah,”ujar Monianse kepada media ini ditulis Sabtu(2/1/2022).
Kesal!!! Mantan Dirut PDAM Wakatobi ini lebih memuncak lantaran pimpinan PDAM Baubau tersebut enggan berkoordinasi dan melaporkan kinerjanya kepada kepala daerah.
Menurut Wakil Walikota, baik dan buruknya kinerja PDAM mencerminkan pula kinerja pimpinan daerah dalam memberikan pelayanan publik.
Seharusnya Dia berkonsultasi dengan kita karena muka pak as tamrin disitu, tentang sejauh mana pelayanan PDAM, maka seperti itulah komitmen Wali Kota dalam memberikan pelayanan publik. Kalau misalkan tidak pernah melaporkan, apa yang bisa kita bantu dan evaluasi,”kesalnya.
Wawali Baubau pun meminta Dirut PDAM segera membuat laporan
periodik terkait kinerjanya disampaikan melalui dewan pengawasnya kepada Pemerintah Daerah.
Direktur PDAM, Jemi Hersandi mengakui dan menyadari kurang berkoordinasi dengan Wakil Wali Kota Baubau. Ia pun tak membantah jika pelayanan air bersih oleh PDAM dibawah kepemimpinannya belum maksimal.
Saya sadari kurang koordinasi dengan pemerintah daerah. Apalagi pak Laode Ahmad Monianse ini adalah senior kami di PDAM karena sudah beberapa kali jadi Direktur PDAM. Kemudian, terkait masalah pelayanan air bersih, saya juga sadari belum maksimal karena salah satu faktornya yakni terbatasnya keuangan daerah,”ungkap Jemi Hersandi dikonfirmasi dikediamannya.
Dirinya sudah memiliki program untuk memaksimalkan pelayanan air bersih kepada masyarakat. Salah satunya menambah sumber mata air baru dari Kali Kanari. Karena sumber air PDAM saat ini hanya mampu melayani 50 persen pelanggan dari jumlah 17 ribu sambungan rumah” kata Dirut PDAM.
Sampai saat ini belum ada dukungan anggaran untuk merealisasikan program tersebut. Padahal dirinya sudah berulang kali mengusulkanya baik kepada Pemkot Baubau maupun ke Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV di Kendari” kata Jemi Hersandi.
“Lagi-lagi kita tertumbuk dengan anggaran. Padahal saya sudah usulkan. Bahkan saat rapat koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan DPRD tentang 100 hari kerja PDAM, kami sudah sampaikan terkait program kami itu untuk memaksimalkan pelayanan air bersih kepada warga,”ujarnya.
Untuk memanfaatkan sumber mata air baru Kali Kanari, Ia mengaku, memang membutuhkan anggaran cukup besar sekira Rp 20 miliar. Dana itu untuk pembangunan Intake, tambahan satu bangunan Instalasi Pengelolaan Air(IPA), dan jaringan pipa sepanjang 5,2 kilometer menuju ke IPA Waruruma..
Namun demikian, pihaknya yakin jika sumber air kali Kanari dengan debit air 200 liter per detik bisa dikembangkan, maka minamal 80 persen pelanggan PDAM sudah bisa terlayani maksimal.
Jemi pun siap mundur dari jabatannya, jika anggaran sudah dikucurkan namun program tersebut tidak berhasil melayani kebutuhan air bersih pelanggan PDAM.
“Saya jujur sama kalian, kalau ini direalisasikan anggarannya dan tidak berhasil,. Saya mundur, saya lepas jabatanku,” tandas Ia. (Nanda.N.T)