Pemalang | Gerbang Indonesia – Tim Gerbang Indonesia menemui kepala PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) secara bergantian di dua titik kegiatan PKBM.
Adalah Bapak Nursidik selaku kepala PKBM Ngudi Ilmu Barokah Kecamatan Ampel gading. Ditemui di tempat tinggalnya Desa Blimbing, beliau menuturkan tentang kegiatan di PKBM yang di pimpinnya, Minggu 07 November 2021.
Pak Sidik memaparkan, Pendidikan non-formal dari mulai kejar paket A, kejar Paket B, kejar paket C dan pendidikan, kewirausahaan, dan keterampilan masyarakat adalah pembelajaran yang di terapkan dalam PKBM Ngudi Ilmu Barokah.
Mulai melaksanakan kegiatan pendidikan pada tahun 2000. PKBM berusaha memaksimalkan pendidikan masyarakat Pemalang agar lebih baik, bersama mengentaskan pendidikan non-formal pendidikan masyarakat Kabupaten Pemalang. Penjelasan Pak Sidik, pendidikan non formal ini secara umum memberi materi pendidikan untuk masyarakat agar setelah lulus dari PKBM mampu hadir dalam kompetisi Dunia kerja, Dunia bisnis dan juga meningkatkan sumber daya manusia pada umumnya. Tentunya sosialisasi pada segenap warga Pemalang menjadi penting agar tumbuh rasa kepedulian diri untuk belajar sekalipun pernah putus sekolah ataupun usia mereka sudah tidak lagi muda.
Dari semangat teman-teman yang sudah mau dan punya niat untuk melanjutkan pendidikan yang sempat terputus dan selanjutnya kita tampung di PKBM sebagai sarana pendidikan non-formal di paket a Paket B maupun paket C sehingga warga masyarakat ini bisa setara dengan teman-temannya mengenyam pendidikan di tingkat SD/SMP maupun SMA. Pungkas Pak Sidik dalam wawancara dengan tim Gerbang Indonesia.
Selanjutnya kami temui Bapak Anas Purnomo selaku Ketua PKBM Cahaya Mulya di Desa Penggarit Kecamatan Taman, Minggu 07 November.
Pak Anas memberikan keterangan bahwa dengan kondisi Pemalang dengan IPM peringkat 34 dari 35 Kabupaten dan Kota se-Jawa Tengah, itu karena kebetulan tetangga Kabupaten kita, tepatnya kabupaten Brebes, sudah mulai peduli dengan realita kondisi dengan keberadaan Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Anak Putus Sekolah (APS). Bahkan di Kabupaten tersebut sudah mulai dari anak usia dewasa. Saya juga mengikuti diskusi seminar Nasional dan kebetulan tema yang diangkat adalah bahwa kemiskinan, pendidikan dan sakit itu merupakan suatu lingkaran yang tidak tahu dari mana asalnya.
Hal ini bisa kita cermati; Kenapa miskin, Kenapa bodoh, Kenapa sakit. Pertanyaannya miskin karena bodoh atau bodoh karena miskin ataupun sakit karena miskin.
Artinya bila suatu Daerah ada dua gejala yaitu Bodoh dan Miskin maka bisa dimungkinkan akan hadir persoalan yang ketiga yaitu sakit.
Kabupaten Pemalang punya dua PR diatas, dengan demikian PKBM ada untuk solusi bersama, bagaimana dengan menumbuhkan harapan percepatan seperti apa yang harus kita lakukan agar bisa mendongkrak mengangkat IPM kabupaten Pemalang. Tutur pak Anas.
PKBM cahaya Mulya dengan pendidikan sekolah kejar paketnya mudah mudahan bisa menamatkan paket A setara SD, Paket B setara SMP dan paket C setara SMA.
Dengan harapan kelulusan Kejar Paket A bisa menyelamat dan membebaskan dari kondisi buta huruf dan buta aksara, yang kejar paket B bisa menaikan angka persentase kelulusan Pendidikan 9 tahun ataupun melanjutkan sekolah SMA, dan yang lulusan kejar paket C bisa memnjadi bekal dengan ijazah setara SMA ataupun bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Dari beberapa lulusan kejar paket C di sini juga ada yang jadi Tentara.
Saya optimis walaupun saya didikasikan kemampuan saya untuk PKBM.
Pesan saya, bangun dan tumbuhkan kesadaran minat belajar sekalipun pernah putus sekolah apalagi yang tidak bersekolah, karena apapapun kondisinya, sekalipun anda tidak tahu atau tidak mau, tapi kehidupan itu butuh Pendidikan untuk mengejar cita-cita ataupun untuk mengukir prestasi. Pungkas Pak Anas dalam wawancara dengan kami. (Eko B Arto).