Acara Live Instagram dalam bincang sehat bersama Rs Ha Zaky Djunaid, sebagai Nara sumber dr Henny Rosita, Sp.Kj. M.Kes Dokter Spesialis Kedokteran jiwa, dan Moderator dr Alviane Tiara Putri.MMR.
(01 NOVEMBER 2021 13.00-14.00 WIB)
Pekalongan | Gerbang Indonesia – Bincang Sehat langsung dibuka dengan sallam Sehat penuh semangat dari Nara sumber dr Henny dalam acara tersebut.
Dalam deteksi dini gangguan jiwa, secara umum masyarakat kita masih cukup minim bagaimana cara mengenali ataupun mengetahui deteksi dini gangguan jiwa pada seseorang dengan gejala gangguan jiwa.
Pada dasarnya gangguan jiwa atau dalam hal lazim yang sering dijumpai umumnya seperti kesurupan atau kesulitan mengendalikan diri. Terbukti beberapa kasus kondisi gangguan jiwa seperti diatas malah ditangani dukun, orang pinter, untuk mengeluarkan roh halusnya. Padahal bila gangguan atau gejala awal bisa dideteksi secara dini tentu pengobatannya/pencegahannya bisa lebih optimal dan lebih cepat teratasi dengan pola penanganan yang tepat dalam mengobati gangguan jiwa tersebut.
Melihat kondisi setiap orang dengan sehat jiwanya, kita semua tentu tahu. Contohnya adalah:
- Seseorang mampu beradaptasi dengan lingkungannya, keluarga dan juga hubungan sosialnya.
- Mandiri, Seseorang menunjukan kemandirian dalam menghadapi kondisi umum keberadaan hidupnya.
- Tidak punya perilaku yang aneh dalam kesehariannya. Beda halnya dengan seseorang yang terdeteksi dini punya gejala awal gangguan jiwa ditandai dengan perilaku aneh tidak semestinya/tidak sewajarnya, suka keluyuran, penyendiri, tidak mau bergaul, merasa cemas berlebihan, tidak bisa tidur, sering terlihat murung, dan ekspresinya selalu tampak sedih.
Untuk kasus pasien dengan gangguan lebih serius seperti Gangguan skizofrenia bisanya ditandai suka ngomong sendiri karena ada halusinasi pendengaran bisikan gaib (tidak terlihat) dalam dirinya.
Ada juga karena faktor halusinasi penglihatan dan biasanya penderita gangguan jiwa terlihat senyum senyum sendiri atau ngomong sendiri tanpa ada lawan bicara.
Biasanya orang penderita skizofrenia sering murung , gelisah penyendiri dan menarik diri dari komunikasi sosial dengan lingkungan sekitar.
Pada kasus kesurupan(kesulitan mengendalikan diri), atau kegelisahan yang berlebihan sudah harus dalam penanganan instalasi gawat darurat, atau rawat inap. Sebab bila sudah fase gelisah berlebihan ada upaya bunuh diri /melukai diri ataupun melukai orang lain, dan hal itu membahayakan lingkungan sekitar, dan tentunya untuk mengantisipasi dan menghindari hal itu perlu ada penanganan tepat dan intensif.
Pada keadaan kasus umum yang terjadi didalam kehidupan bermasyarakat, seseorang ada yang menghadapi kegagalan kegagalan dalam kehidupan, bisa gagal usaha, gagal berumah tangga, gagal karir, gagal pacaran bahkan gagal bergaul dalam lingkungan sosial.
Mengantisipasi kegagalan kegagalan tersebut agar tidak berdampak buruk pada kesehatan jiwa, hal yang paling penting dan perlu dilakukan adalah pola pikir positif dengan kondisi real dari kenyataan yang ada, menerima segala resiko dari akibat kekurangan apa pun yang dihadapi, bahkan ketika ada seseorang merasa minder ataupun tidak Percaya diri dengan kelemahan tentang keberadaan dirinya, hal demikianpun harus selalu berusaha menerima secara lebih baik akan keadaan tersebut.
Bila dirasa hal tersebut menjadi gangguan serius dan mengalami keluhan mental atau psikologis yang sudah memengaruhi kondisi fisik atau aktivitas sehari-hari pada seseorang, perlu untuk mengunjungi dr jiwa/ahli psikiater.
Dokter juga mungkin meminta penderita gangguan jiwa untuk mengisi kuesioner kesehatan mental, hal ini dilakukan untuk menjalani evaluasi psikologis pasien.
Dan tentunya langkah yang tepat dari awal dalam penanganan gangguan jiwa bisa lebih lebih maksimal dan tidak memakan waktu berkepanjangan.
Pada prinsipnya bila ada gejala langsung segera ke psikiatri atau periksa ke dokter jiwa. Pasien tidak perlu khawatir dengan kerahasiaan data diri dengan pemeriksaan dan konsultasi akan kesehatan jiwa dari pasien, sebab dalam sumpah jabatan profesi dokter hak hak pasien dijamin kerahasiaannya.
Pada kondisi kasus yang lain atau gangguan orientasi sexual itu tidak termasuk dalam gangguan jiwa, tapi apabila efek dari orientasi seksual itu mengganggu mental dan pelaku seseorang, baru hal itu di kategorikan gangguan jiwa dari faktor efek perilaku orientasi seksualnya.
Resiko jangka waktu pengobatan dari orang dengan gangguan jiwa semestinya bisa selesai dalam kurun waktu dua tahun, tetapi ketika kondisi pasien gangguan jiwa yang lebih serius bisa berkelanjutan dalam mengkonsumsi obat lebih lama dan juga penanganan dari dokter demi kesembuhan pasien.
Pesan penting dalam acara ini, sebagai masyarakat sudah semestinya kita selalu meningkatkan kepeduliaan dengan orang sekitar baik dengan keluarga, teman, tetangga dan masyarakat sekitar.
Banyak banyak membaca, mencari tahu dan belajar hal hal informasi tentang kesehatan jiwa. Dengan demikian, agar orang orang disekitar kita ada yang mengalami gangguan jiwa bisa segera diatasi/ditangani secara dini, jadi proses penyembuhannya bisa lebih tepat. Demikian pungkas dr Henny dalam acara live show tersebut. (Eko B Art).