Reporter : Solikhin
– Masyarakat Tulungagung sedang mengeluh karena kelangkaan elpiji 3 kg.
Sementara Pertamina memastikan tidak ada kendala penyaluran gas bersubsidi ini ke pangkalan.
Selain itu Pertamina tidak mengurangi jumlah gas subsidi yang dikirim ke pangkalan seperti biasa nya
“Suplai sampai ke titik akhir semuanya lancar. Kami cek ke SPBE, mungkin ada armada yang rusak, ternyata tidak ada,” ungkap Sales Brand Manager PT Pertamina wilayah Tulungagung-Trenggalek, Parrama Ramadhan Amijaya.
Rama menambahkan, jika ada keluhan kelangkaan di tingkat pengecer, pihaknya tidak bisa menjawab.
Sebab pengecer bukan jalur distribusi resmi Pertamina.
Pertamina hanya menyalurkan sampai ke tingkat pangkalan yang ada di desa-desa.
Sesuai aturan, dalam kondisi tertentu pangkalan bisa menyalurkan stok gas elpiji 3 kg ini ke pengecer.
Rama mencontohkan ada wilayah yang jauh sehingga pangkalan boleh mengirim ke tingkat pengecer.
Jumlah yang bisa dikirimkan pangkalan ke pengecer dibatasi 20 persen dari kuota.
“Kalau kondisi tingkat pangkalan, kami bisa menjawab. Tapi butuh data dan konfirmasi ke pangkalan serta kondisi lapangan,” sambung Rama.
Terkait keluhan kelangkaan ini, Pertamina akan turun langsung ke Tulungagung.
Rama mengaku akan memeriksa langsung kondisi pangkalan serta SPBE.
Rama juga berharap ke depan bisa bertemu dengan Pemkab Tulungagung, terkait kelangkaan gas 3 kilogram ini.
“Kalau kondisi tingkat pangkalan, kami bisa menjawab. Tapi butuh data dan konfirmasi ke pangkalan serta kondisi lapangan,” sambung Rama.
Terkait keluhan kelangkaan ini, Pertamina akan turun langsung ke Tulungagung.
Rama mengaku akan memeriksa langsung kondisi pangkalan serta SPBE.
Rama juga berharap ke depan bisa bertemu dengan Pemkab Tulungagung, terkait kelangkaan gas 3 kilogram ini.
“Berdasar data kami, suplai sudah sesuai rencana, tidak ada selisih data. Saat ini juga bukan hari besar, seperti Idul Fitri maupun Nataru,” paparnya.
Karena itu selain memantau rantai penyaluran, Rama akan melebarkan pantauan ke tingkat konsumen.
Ia mencontohkan, banyak rumah makan besar dan usaha laundry yang menggunakan gas 3 kilogram.
Padahal sesuai ketentuan, gas 3 kg diperuntukkan masyarakat miskin.
Tiga minggu sebelumnya Rama dan tim melakukan pemantauan di wilayah Trenggalek.
Di sana tim dari Pertamina ini menemukan 3 lokasi peternakan ayam yang menghabiskan 57 tabung gas 3 kg per hari.
Tingginya konsumsi peternakan ayam ini membuat alokasi gas untuk masyarakat miskin menjadi berkurang.
“Kami belum cek semua peternakan di Trenggalek, tapi kami sudah temukan penggunaan gas 3 kilogram yang demikian besar. Mungkin di Tulungagung dan sekitarnya juga ada praktik seperti ini,” pungkas Rama.(Solikhin/Redaksi)