Reporter: Sakban
Sampang | Gerbang Indonesia – Kampung Madegan, Kelurahan Polagan Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang tepatnya di sekitaran Masjid Tua Madegan terdapat makam Raja-raja dan penguasa sampang di masa lalu, yang mana tempat ini menjadi tempat yang diagendakan setiap tahunnya oleh Bupati Sampang untuk dikunjungi setiap peringatan hari jadi Kota Sampang Madura.
Melihat letaknya, kampung Madegan agak kurang strategis dan jauh dari keramaian, jarak dari Kota Sampang kurang lebih 3 km, berada dipinggir Pantai selatan sampang, dan sedikit menjorok ke laut, seakan terisolir dari keramaian, meskipun demikian kampung Madegan mempunyai kisah penting dalam sejarah perkembangan pemerintahan di Pulau Madura khususnya di Kabupaten Sampang, karena di kampung inilah Pemerintahan Sampang mulai terbentuk pertama kali, sejak kedatangan keturunan Raja-raja Majapahait Prabu Kertabumi, melalui Raden Ario Lembu Pentteng.
Di kampung ini terdapat banyak situs peninggalan kuno dan situs makam Raja-raja dan penguasa Madura tempo dulu mulai dari Ratu Ibu yang hidup sekitaran tahun (1624 M-1643 M), Cakraningkrat 1 dan Cakraningrat 2, Makam Kanjeng Ario Kusumodiningrat atau Alm.R Bahauddin (Bupati Pertama Zaman Hindia-Belanda),RT.Moh Iksan (Bupati Pertama Masa NKRI) serta peninggalan benda-benda bertuah Lainnya seperti peninggalan-peninggalan Raden Trunojoyo.
Satu hal lagi yang tak dapat dilupakan adalah sejarah kepopuleran Masjid Madegan Sampang, sebuah Masjid kuno yang sering dipakai untuk ritual sumpah pocong, dimana rakyat Sampang Madura akan mengadakan acara seperti ini apabila ada salah seorang diantara keluarganya yang dicurigai mempunyai ilmu santet atau sejenisnya maka untuk menyangkal hal itu bisa dilawan dengan ritual sumpah pocong di Masjid ini.
Namun sungguh di sayangkan saat kami (tim wartawan Gerbang Indonesia) berkunjung Sang Juru Kunci Makam R.T. Ario Kusumodiningrat/Raden Bahaudin mengatakan jika lampu pada area dalam tersebut rusak sudah lama dan tidak ada pihak yang memperbaikinya, padahal kompleks makam ini masuk dalam salah satu cagar budaya Pemkab Sampang yang dilindungi oleh Pemerintah setempat.
Kami juga menyaksikan banyak sampah berserakan di tengah-tengah area kompleks pemakaman, rumput-rumput yang tumbuh liar tanpa ada yang membersihkan sehingga merusak pemandangan para peziarah yang mengunjungi tempat ini, rasanya kurang elok dipandang mata.
“Mohon sumbangan seikhlasnya mas, untuk perbaikan lampu di pemakaman ini yang lama tidak berfungsi” tukas sang juru kunci pada kami.
“kedepannya kami berharap agar Pemkab dalam hal ini pihak-pihak terkait yang mengurus dalam bidang cagar seni dan budaya Sampang lebih memperhatikan situs-situs sejarah di Kota Sampang” katanya menyudahi wawancara. (SAKBAN)