Reporter : Redaksi
– Perkembangan UMKM di kawasan wisata pantai Malang Selatan, khususnya di
sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS), mengalami pertumbuhan yang pesat dalam
beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ini menjadi salah satu pilar penting dalam
mendorong target Indonesia Emas 2045 sekaligus menunjang pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Ivan Widjaja”, mahasiswa Doctoral Ilmu Manajemen Universitas Negeri Malang
angkatan 2024, menyebutkan bahwa percepatan pertumbuhan UMKM di kawasan JLS
tidak hanya menjadi tumpuan ekonomi lokal, tetapi juga sebagai model pengembangan
ekonomi berbasis komunitas yang berorientasi pada keberlanjutan.
“Perkembangan UMKM di kawasan wisata pantai JLS menjadi bukti bahwa dengan
pengelolaan yang tepat, potensi lokal mampu memberikan dampak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi sekaligus mendukung target SDGs, terutama dalam aspek
pengurangan kemiskinan, peningkatan kualitas pekerjaan, dan pengelolaan lingkungan
yang berkelanjutan,” ujar Ivan, Minggu (19/11/2024).
Faktor Pendukung Pertumbuhan UMKM di Kawasan JLS
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara Ivan dengan pelaku UMKM lokal,
terdapat beberapa faktor utama yang mendorong pertumbuhan pesat UMKM di
kawasan ini, yaitu:
1) Akses Infrastruktur Jalur Lintas Selatan yang semakin baik memudahkan
distribusi produk UMKM, baik untuk wisatawan lokal maupun luar kota. Menurut
data Dinas Perhubungan Kabupaten Malang, volume kendaraan yang melintasi
JLS meningkat sebesar 45% dalam tiga tahun terakhir.
2) Dukungan Pemerintah Pemerintah Kabupaten Malang, melalui program UMKM
Naik Kelas, memberikan pelatihan, bantuan permodalan, dan pendampingan
kepada pelaku usaha. Ivan menambahkan bahwa regulasi ini menciptakan
ekosistem bisnis yang kondusif dan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar
nasional dan internasional.
3) Potensi Wisata yang Besar Dengan adanya pantai-pantai unggulan seperti
Balekambang, Sendang Biru, dan Goa Cina, kawasan JLS menarik lebih dari 3 juta
wisatawan setiap tahunnya (BPS Kabupaten Malang, 2023). Hal ini menjadi
peluang besar bagi UMKM lokal untuk menawarkan produk unggulan seperti
kerajinan tangan, makanan khas, dan oleh-oleh berbasis hasil laut.
Tantangan dan Strategi Pengembangan
Ivan mengungkapkan bahwa meskipun pertumbuhan UMKM di kawasan JLS
signifikan, beberapa tantangan masih harus dihadapi, seperti keterbatasan literasi
digital dan rendahnya inovasi produk.
“Salah satu tantangan utama adalah bagaimana UMKM mampu beradaptasi dengan
digitalisasi. Banyak UMKM yang masih mengandalkan metode pemasaran
konvensional. Di era seperti ini, penting bagi mereka untuk memanfaatkan e-commerce
dan media sosial,” jelas Ivan.
Selain itu, Ivan menyarankan agar pemerintah lebih fokus pada pembinaan
berkelanjutan melalui kolaborasi antara akademisi, pelaku usaha, dan komunitas lokal.
Salah satu model yang direkomendasikan adalah pembentukan business incubator di
kawasan JLS untuk mendukung inovasi produk dan peningkatan kapasitas sumber daya
manusia.

Kontribusi Terhadap Indonesia Emas 2045
Pertumbuhan UMKM di kawasan JLS juga dianggap sebagai langkah strategis untuk
menyokong visi Indonesia Emas 2045. Dalam konteks SDGs, kontribusi UMKM di
kawasan ini terlihat pada tiga aspek utama:
1) Pengentasan Kemiskinan (SDG 1): UMKM lokal memberikan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar, yang mayoritas berpendidikan menengah ke
bawah.
2) Kesetaraan Gender (SDG 5): Banyak pelaku UMKM perempuan yang kini
menjadi tulang punggung ekonomi keluarga di kawasan JLS.
3) Pertumbuhan Ekonomi Inklusif (SDG 8): Produk-produk UMKM di
kawasan JLS mulai bersaing di pasar global, dengan dukungan dari program
ekspor hasil kerajinan laut seperti rumput laut olahan dan camilan berbasis ikan.
“Jika perkembangan ini terus dipacu, saya optimis bahwa UMKM di JLS akan menjadi
model sukses dalam mendukung transformasi ekonomi menuju Indonesia Emas 2045,”
tutup Ivan.
Upaya Berkelanjutan
Dalam waktu dekat, Pemkab Malang berencana memperkuat infrastruktur digital dan
mempermudah akses pembiayaan melalui kolaborasi dengan fintech lokal. Selain itu,
Ivan menyarankan pemerintah untuk menetapkan indikator kinerja yang terukur bagi
UMKM, sehingga kemajuan mereka dapat dievaluasi secara berkala.
Dengan berbagai upaya ini, kawasan wisata JLS tidak hanya menjadi destinasi
unggulan, tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas yang
berkelanjutan. (Tim Redaksi)