Reporter : RPMS
— Kabar mengenai tiga bersaudara asal Kabupaten Sampang, Madura, yang disebut memiliki kemampuan indigo dan meramalkan akan terjadi tsunami dahsyat pada tahun 2026, tengah menjadi perbincangan di media sosial.
Ketiga anak tersebut masing-masing bernama Ainun Jariyah Al Hakami, Aghnallah Al Hakami, dan Riska Minallah Al Hakami. Dalam sejumlah unggahan video dan pesan berantai, mereka disebut “melihat” gelombang besar di wilayah pesisir Sampang sehingga memicu kekhawatiran sebagian warga.

Sejumlah warga mengaku cemas apabila ramalan tersebut benar terjadi, terutama yang tinggal di kawasan pesisir. Namun ada pula warga yang menilai kabar itu hanya cerita yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
Menanggapi hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi.
BPBD menegaskan, hingga kini tidak ada lembaga resmi yang mampu memprediksi secara pasti waktu dan lokasi terjadinya tsunami. Lembaga kebencanaan hanya dapat melakukan pemantauan, mitigasi, serta memberikan peringatan dini berdasarkan data ilmiah.
“Informasi seperti ini sebaiknya disaring terlebih dahulu. Jika memerlukan kepastian, rujuklah pada informasi resmi dari BMKG dan BPBD. Fokus kami adalah edukasi dan kesiapsiagaan, bukan menebar ketakutan,” ujar salah satu pejabat BPBD Sampang.
Tokoh masyarakat juga mengingatkan agar fenomena “ramalan” tersebut tidak dibesar-besarkan. Yang terpenting adalah meningkatkan kewaspadaan, mengetahui jalur evakuasi, serta mengikuti arahan petugas jika terjadi situasi darurat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ramalan tsunami tahun 2026 di Sampang. Media ini terus berupaya mengonfirmasi kepada pihak terkait untuk memperoleh keterangan lebih lanjut.
Masyarakat diimbau tetap tenang, tidak menyebarkan kabar yang belum jelas sumbernya, dan selalu mengikuti informasi resmi dari lembaga kebencanaan.(RPMS/Tim Redaksi Jatim)





