Reporter : RML
— Polemik muncul dalam pendistribusian program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola Yayasan Al-Baghdadi Desa Ndaleman Kedungdung Sampang, setelah diketahui bahwa proses pengangkutan logistik menggunakan empat unit mobil pribadi berupa dua unit Toyota Avanza dan dua unit Suzuki Carry. Penggunaan kendaraan non-dinas ini menimbulkan tanda tanya mengenai mekanisme kerja serta transparansi pelaksanaan program.
Sejumlah warga dan pemerhati sosial mempertanyakan alasan pendistribusian MBG menggunakan kendaraan pribadi, padahal program berskala besar seperti ini lazimnya memanfaatkan armada resmi atau kendaraan operasional lembaga. Kekhawatiran muncul terkait potensi konflik kepentingan serta ketidakjelasan anggaran operasional.
“Sebaiknya distribusi MBG menggunakan kendaraan resmi. Jika memakai mobil pribadi, masyarakat sulit mengetahui apakah prosedurnya sudah sesuai aturan atau belum,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya 19/11/2025.
Sumber di lapangan menyebut bahwa penggunaan mobil pribadi milik relawan dilakukan karena keterbatasan armada operasional Yayasan Al-Baghdadi. Kendaraan itu disebut hanya dipinjamkan sementara agar pendistribusian makanan bergizi tidak terhambat jadwal.
Meski begitu, tuntutan transparansi tetap mengemuka. Pengamat kebijakan publik menegaskan perlunya penjelasan terbuka dari Yayasan Al-Baghdadi mengenai penggunaan armada pribadi, termasuk mekanisme penunjukan kendaraan, penggantian biaya operasional, dan status kendaraan yang digunakan. Penjelasan ini penting untuk menghindari kesalahpahaman serta menjaga kepercayaan publik terhadap program MBG.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Yayasan Al-Baghdadi belum memberikan klarifikasi resmi. Masyarakat berharap penjelasan segera disampaikan, sehingga polemik ini tidak mengganggu kelancaran distribusi Makanan Bergizi Gratis di wilayah tersebut.(RML/Redaksi)





